Ngentot Tina Talisa


Hari masih terasa panas di kitaran Bundaran HI, hari itu aku sedang ada tugas membenahi jaringan di sebuah mall. Penat rasanya seharian ini, apalagi mengerjakan sendirian membuatku hanya bisa geleng-geleng kepala. Ketika menginjak senja pekerjaanku selesai sehingga aku bisa bebas dan sisa waktu kupakai untuk sekedar putar-putar Mall di Indonesia Plaza yang notabene kalangan elit.

Hari mulai menggelap ketika aku berada di lantai dasar Wisma Nusantara, saat itu mataku tertubuk pada tubuh wanita yang selama ini kuidamkan, ya tubuh seksi Tina Talisa presenter TVOne itu memang selalu menggoda kelakianku, tapi apa daya, lagian jika sedang online Tina Talisa ketat sekali protokolernya. Jangankan berkenalan, mendekat saja dah dilarang oleh kru TvOne. Tapi namanya nasib pasti tak akan bisa diduga orang. Balutan khas pakaiannya yang ketat dengan rok pas di lutut menambah keanggunannya, belum ukuran buah dadanya yang besar yang membuat mata lelaki jelalatan, berbahagialah suaminya yang sudah bisa menikmati kesintalan dan kemolekan tubuh Tina Talisa, wajah sunda yang putih mulus, dengan bibir yang sensual serta buah dada yang membusung padat.

Aku hanya bisa termangu menonton persiapan acara Selamat Malam Indonesia, aku berada pada barisan penonton, tiba-tiba tak disangka sebuah palang yang sebagai peyangga lampu shooting ambruk, dan arahnya tepat dibawah Tina Talisa, sebelah pojok berteriak “Awas Tina”. Aku yang sudah sigap langsung melompati dua bangku lalu menginjak meja dan menubruk Tina Talisa, kami berdua langsung jatuh terguling dan menjauh dari kejatuhan lampu. Tubuh Tina Talisa menimpa tubuhku, dan tangaku masih memeluknya. Lampu akhirnya jatuh di samping tubuh kami.

“byaar…. Trang ….” Percikan api membuat aku harus melindungi kepala Tina Talisa, kutarik kepalanya agar rapat dengan tubuhku lalu menggulingkan kekanan. Seetelah di rasa cukup aman aku melepaskan Tina Talisa, mataku tertubuk dengan mata Tina Talisa. Dhuh teduh sekali matamu Tina ! Kulepaskan pelukan, Tina berdiri dibantu beberapa kru.

“Terima kasih Mas !” katanya kepadaku dengan tersipu malu karena aku memeluknya.

Beberapa kru juga mengucapkan terima kasih padaku karena jika aku tidak bertindak cepat, Tina bisa cedera permanen dan itu bisa menjatuhkan pamor tvone.

“Nyaris saja Teh ! kalo nggak ada orang ini, kamu dah tewas”

Aku bergiang dalam hati “Jangan mati dulu sebelum tidur denganku Tina” …

Tina Talisa mengajak berkenalan denganku.

“Han …Burhan ”

“Kerja di mana Mas “

“Freelance saja kok … urusan desain web”

“Oh .. begitu … ntar kalo dah siaran kita bicara yak … aku ingin mengucapkan terima kasih padamu atas pertolongan tadi “

“Tampaknya nggak bisa Mbak Tina … aku dah capek … sebenernya mau pulang”

“Please ! Jangan dulu “

“Baiklah … tapi aku lapar nih”

Tina menyuruh kru untuk membelikan aku makanan.

Setelah acara usai, aku ditemui Tina Talisa.. aku ngobrol berdua di sebuah kafe tak jauh dari tempat siaran tadi. Ku dapatkan nomer hapenya. Obrolan seperti biasa saja. Namun setidaknya aku bisa mengorek lebih jauh .. tampaknya dia merasa ada beban berat, wajahnya memang ceria namun menyimpan segudang beban, apalagi kalo nafsu seksnya yang tidak tersalurkan dengan baik. Suaminya tipe lelaki sibuk sehingga pulang larut, akibatnya aktifitasnya seksnya tidak tersalurkan.

Aku pulang malam itu, kumasukan mobilku ke garasi. Ku hempaskan tubuhku di sofa.

Belum sempat menyulut rokok, hapeku berdering !

Bujub .. ternyata dari Tina Talisa

“Sedang apa Mas …”

“Ya lagi santai ria …”

“Belum tidur ?”

“Kalonger mana bisa jam segini tidur ..”

Tina tertawa merdu

“Tinggal sama siapa di rumah ?”

“Sendirian Teh …”

“Lho belum nikah tho ?”

“Belum .. belum laku … “

“Ganteng2 gitu kok jomblo “

“cariin donk .. yang secantik Mbak Tina …” godaku nakal

“Idih .. Mbak Tina khan sudah ada yang punya “

“Gimenong nih Teh ? guwe khan cariin yang secantik Mbak Tina … bukan Mbak Tina … payah sih”

Tina tertawa keras.

“ketawanya jangan keras2 … bisa dibilang nggak nggenah sama orang serumah”

“Aku sendirian kok … suamiku lagi tugas luar kota”

“Kesepian yak Mbak ..” pancingku

“Iya sih iya .. Cuma karena kesibukan jadi ya bisa terlupakan … “

“Perlu ditemani malam ini ?”

Kembali Tina tertawa …

“Ah .. kamu ini nakal dan jahil ! “ tuduhnya dengan tawa

“Tapi nggak kurang ajar khan ?” elakku

“ Han ..”

“ Ya Teh “

“Terima kasih atas pertolongan tadi .. kalo nggak ada dirimu … aku mungkin sudah tewas !”

“Ya .. lain kali hati-hati”

Pagi itu aku bangun terlambat, jam 10 siang .. padahal aku masih ada job dari seorang teman, temanku berhalangan mengurus kliennya. Namanya Alfan Kudatangi temanku di kantornya.

“Kenapa kang”

“Wah .. trenyata orangku lagi mengerang di rumah sakit .. semalam jatuh dari motor”

“Aku ikut prihatin ..”

“Kau bisa gantiin ndak .. ada tugas untuk maintenance server di tvone”

Bagai disambar geledek aku tertegun

“Kenapa ? kok kaget “

“Tinggi banget ordermu … “

“Ya dah .. kalo kamu mau gantiin .. aku bikinkan surat tugas .. tugasnya nggak berat kok, Cuma memastikan jaringan aman .. mencari celah-celah dan menutupnya.. kabarnya banyak celah dimanfaatkan, lagian tvone sekrang banyak diserang dengan email berantai karena berita suka miring”

“Oke deh .. kalo gitu aku sanggup …. “

“Oke … aku berterima kasih padamu … walau kau nggak mau gabung dengan kantorku tetapi kau memang kawan yang baik …. Padahal bawahku memintaku untuk merekrutmu … tapi aku harus menghargai prinsipmu karena nggak mau diperintah dengan struktur manajemen.”

Aku memang tipe pekerja seperti itu, aku hanya mau diperintah berdasarkan pekerjaan, bukan diperintah suruh bikin ini bikin itu.

Meluncurlah aku sendirian ke tvone … kuparkir mobilku di parikiran tvone, pertana yang kudatangi adalah bagian receprionis.

“Selamat siang Pak” sapa seorang receptionis

“Selamat Siang juga Mbak “

“Bisa saya bantu pak ..?” tanyanya dengan mimik ramah yang kesannya dipaksakan karena kulihat dari layar monitor terlihat web facebook.

Kuberikan surat tugasku, sekilas wanita cantik itu kembali memberikan suratnya.

“Silakan bapak ke lantai dua .. temui temui Pak Hadi “

Aku bergegas masuk lebih ke dalam dan naik menggunakan lift, ketika lift hendak kututup, seorang wanita membawa map ikut masuk, aku terkejut karena itu Tina Talisa

“Lho .. ngapain kamu di sini ?” tanyanya heran

“Ya mau nemuin Mbak Tina sih .. kangen deh “ godaku

“Halah … mulai lagi ..” cubitnya pada tangaku

“Ya Cuma menggantikan tugas temanku yang berhalangan dalam maintenance server kantor ini”

“Wuih ! tipikal hacker nih kamu .. ajarin deh … “

“Boleh .. tapi harus ada fulusnya “ ledekku

Tina Talisa mengantarkan aku sampai ruang Pak Hadi. Kutemui Pak Hadi dan kuberikan surat tugasku

“ Buset … ternyata yang namanya Burhan ini tho ya … sungguh kehormatan bagi saya menerima anda Pak, saya suka artikel anda web anda … isinya memang gampang dicerna .. saya banyak belajar pada anda kok ..”

Aku hanya tersenyum ….

“Tina … ini salah satu hacker .. bisa cocok sebuah narasumber acaramu”

“Boleh Pak .. kalo dia mau ..” goda Tina Talisa menimpali kata Pak Hadi

“Saya yang nggak mau berapapun dibayar… “

Langsung saja aku bekerja setelah ditunjukan komputer server oleh orang IT. Tunning server yang perlu aku kerjakan karena internet dikantor ini melamban beberapa hari terakhir, belum lagi banyaknya worm dan trojan masuk di beberapa komputer client.

Penat rasanya lebih dari 3 jam aku berjibaku, orang IT yang melihat juga geleng-geleng ketika membantuku. Toh selesai juga, belum selesai memberesi pekerjaanku, salah seorang IT berkomentar

“Gila ! internetku lebih cepat 3 kali lipat …. Ck ck ck ck … benar2 makyus tunning anda …”

“Kamu bisa kok … asal mau belajar “

“Belum mudeng aku dengan script kernel itu … lagian aku make Windows .. ini khan Linux”

Belum selesai aku disitu .. Tina masuk ruangan ..

“Dah selesai ?”

“Dah ..” kataku singkat

“Ikut aku yuk .. kutraktir “ ajak Tina Talisa, tanpa aku mengucapkan ya atau tidak, tanganku dah ditarik Tina untuk digandeng keluar keluar ruangan IT.

Aku pulang ke rumah, sesampai di rumah kumatikan hapeku agar aku tidak diganggu, capek bener dua hari ini. Padahal besok pagi kudu laporan ke kantor Alfan.

Seminggu kemudian aku kembali jalan jalan ke Mall Taman Anggrek, tak disangka di sana aku meilat Tina Talisa keluar dari mobil, entah kenapa tiba –tiba ada sepeda motor berkecepatan tinggi tanpa terkedali mengarah pada sisi kiri mobil, sehingga kalo tak dicegah pasti akan menabrak Tina Talisa. Aku berlari

“Awas Tina …… “teriaku

Aku langsung meloncati sedan itu dan kembali menubruk Tina .. motor langsung menabrak pot pot dan tumbuhan di situ. Orang langsung berkerumun dan menolong.

“Han ..” teriak Tina

Aku hanya tersenyum

“Kau selamatkan aku dua kali … kok bisa bisanya kau begini ..”

“kebetulan … “ ujarku singkat

Aku berdiri dan kuangkat tubuh Tina Talisa …

“Nggak apa2 Teh ?”

“Nggak apa2 … “ ujarnya sambil mengucapkan terima kasih

“Ya udah .. kalo gitu .. aku mau pergi .. ada urusan pekerjaan di sini ..”

“Han .. terima kasih atas pertolonganmu … ntar malam ke rumah ya.. kutunggu”

“Ya kalo nggak hujan .. aku malas kalo hujan keluar rumah “

Aku datang ke rumah Tina Malam itu walau hujan gerimis. Ku lihat rumahnya yang megah, bak istana, halamannya yang asri namun suasananya sepi, aku berharap suaminya tidak dirumah

Kupencet bel dipintu. Tak lama kemudian Tina keluar

“Ayo Han .. masuk .. dingin ya … “ ujarnya sambil mengelus pipiku yang dingin

“Baik ..”

“Aku buatkan kopi ya … “

“Jangan .. teh tubruk saja … “

Aku diminta duduk di sofa. Tak lama kemudian Tina kembali ke ruang depan membawa teh manis.

Aku tersipu malu karena malam itu Tina sunggu cantik sekali, kemolekan tubuhnya. Kesintalannya bodynya dan besarnya buah dada yang menggelantung padat.

“Han .. terima kasih ya … kau telah menyelamatkan hidupku …”

“Ya … sama sama ..

Kami mengonrol ke sana kemari. Tak disangkai Tina memberikan pilihan padaku

“Han .. kau telah menyelamatkan hidupku … mintalah apapun akan ku berikan “

“Aku hanya menolong Mbak .. nggak mengharap apa2 kok … jadi sodara saja dah cukup”

“Ayolah Han .. please .. minta mobil nanti kubelikan .. please … “

“Aku dah punya mobil .. ngurus mobil satu saja dah ruwet ..”

Tina seakan memaksa dan duduknya pun berpindah disebelahku.

“Please .. katakan deh kalo kau punya kemauan .. mintalah apapun akan kuberikan”

“Sekalipun aku meminta pastilah juga tidak dikabulkan ..”

“Ah masak .. “ kata Tina jengkel

“Aku lama mengagumimu Mbak … aku suka cara mbak bicara ..lancar banget .. aku iri deh … kalo boleh sih … “ ujarku ragu-ragu…

“Apa ?’ tanyanya pelan terdengar nada tak paham

“Kalo aku minta Mbak Tina boleh nggak ?” kataku kurang ajar

Tina hanya menatapku kosong … kupegang tangannya dan kuremas, remasanku pun dibalas dengan remasan Tina.

Ku pegang pipinya yang cantik, kudekatkan kepalaku.

Akhirnya kucium pipinya lalu merambat pelan ke bibirnya. Pagutanku dibalas oleh Tina. Kami saling berpagutan penuh cinta ketika bibir kami saling melumat, kupeluk Tina, kulingkarkan tangaku memberikan elusan pada punggungnya, tangan kananku masuk ke dalam bajunya lewat bawah kemudian naik mencari buah dada sebelah kanannya yang masih tertutup BH, kuremas buah dadanya dan Tina melenguh. Lumatanku semakin dalam dan kucari lidahnya, pagutan demi pagutan wajah kami berdua semakin basah oleh air liur menambah sensasi hubungan cinta kami.

“Han .. kau nakal … “ ujarnya genit mencekal tanganku yang semakin jauh masuk ke dalam cup BHnya dan meremas gemas buah dadanya dan memelintir puntingnya.

“Han … kau yakin .?”

“Aku sudah lama merindukanmu Mbak ..”

Tanpa ampun Tina langsung menyerbu bibirku dengan ganas .. aku tak kalah kembali meladeni lumatan Tina Talisa. Tangan Tina memegang kepalaku agar bisa mengontrol pagutannya. Kami saling melumat dan memilin di sofa itu, kutindih Tina di Sofa itu. Pertempuran lewat adu ciuman dan lumatan semakin membara, tubuh seksi Tina Talisa dalam jangkauanku untuk kunikmati luar dalam, kelembutan kulitnya yang mulus menambah nafsuku untuk menyetubuhi presenter ini. Ku elus pahanya yang mulus yang hanya di balut rok sebatas lutut.

“Han .. puasi aku malam ini .. kau bebas berbuat sesukamu … suamiku jarang memberikan kepuasan”Kata Tina di sela-sela nafasnya yang turun naik, buah dadanya kian membusung padat.

Tina berdiri duluan dari sofa kemudian menarik tanganku

“Ayo kita ke kamarku agar lebih indah ..” ajaknya penuh nafsu

Sambil menarik tanganku … tangan satunya meremas penisku yang sudah tegang …

“punyamu kelihatan cukup besar … hm …. “

Aku pun tak tinggal diam meremas buah dadanya yang masih tertutup baju dan BH.

Sesampai di kamar ditutupnya pintu kamarnya… satu persatu Tina membuka pakaiannya, roknya pun dilepas juga, sedang aku terpana melihat kemolekan dan kesintalan tubuh Tina Talisa yang tanpa memakai rok dan baju. Astaga naga .. begitu sangat sempurna wanita ini.

Aku membuka bajuku tanpa berkedip memandang tubuh Tina Talisa yang putih mulus tanpa cacat, wajahnya yang manis dan cantik dan genit membuatku bernafsu untuk menggumulinya. Kupelorotkan celanaku tersisa celana dalam … sedang Tina Talisa hendak mencopot BHnya .. tak lama dicopotnya BHnya dan dilemparkan ke arahku sambil tersenyum.

“Ya … Tuhan …. “ ujarku terkagum dengan buah dada Tina Tilasa yang besar dan padat tanpa cela. Tina maju ke depanku dan kutarik tangannya dan menindihku.

Pergumulan yang dashyat itu, aku meremas buah dada Tina Talisa penuh nafsu, kuremas –remas .. mulutku mengulum putting susunya yang semakin tegang berdiri pertanda birahinya mencapai puncak tertinggi

“Han .. pelan pelan donk … kau nafsu banget sih ..”

“Bagaimana nggak bernafsu … aku kadang suka masturbasi membayangkan dirimu Mbak ..”

“Siwalan kok Han ..” ujarnya dngan genit sambil meremas penisku dan mengeluarkan dari cdnya.

“ Besar sekali punyamu Han …. “ujarnya sambil mengocok penisku.

Ku elus elus pahanya yang mulus bak pualam .. sedang Tina mengocok penisku.

“Mbak .. jangan dikocok deh .. isap donk ..”

Tina langsung saja menjilati penisku dengan nafsu kemudian pelan pelan memasukan hendak memasukan penisku ke dalam mulutnya.

“Mungkin ini nggak akan cukup kalau masuk di.. aah mm.. nggmm”, belum lagi kata-kata isengnya keluar aku sudah menghunjamkan penisku kearah mulutnya dan croop langsung memenuhi rongganya yang mungil itu. Matanya enatapku dengan pandangan lucu, sementara aku sedang meringis merasakan kegelian yang justru semakin membuat batang penis itu tegang dan keras.

“Aduuh enaak Tina oohh enaknya oohh..”, mulutku mulai mengeluarkan desisan keneenaan panjang sementara ia terus menyedot dan mengocok batang kemaluanku keluar masuk mulutnya yang kini tampak semakin sesak. Tangan kananku meraih payudara besarnya yang menggelayut bergoyang kesana kemari sembari tangan sebelah kiriku memberi rabaan di punggungnya yang halus itu. Sesekali ia menggigit kecil kepala kemaluanku dalam mulutnya”, mm.. mm..”, hanya itu yang keluar dari mulutnya, seiring telapak tanganku yang meremas keras daging empuk di dadanya.

“Crop..” ia mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya.. dan berdiri tegak di hadapanku, aku langsung menyergap pinggulnya dan lagi-lagi, daerah selangkangan dengan bukit berbulu itu kuserubuti dan menyedot cairan mani yang sepertinya sudah membanjir di bibir vaginanya.

Gantian kini giliranku .. kutarik cd nya .. alamak .. jembutnya tertata rapi dan indah .. labia mayoranya terlihat indah … cd yang sudah basah itu kutarik dan Tina membantu meloloskan dari kakinya

“Han .. puasi aku malam ini … Oh …. Hamili aku … suamiku sepertinya tak bisa memberikan keturunan … Oh …”

“Kau rela Tina ?” tanyaku sambil menjilat vaginanya

“Oh …. Suamiku tak pernah melakukan itu Han … kolot dia orangnya “

“Jangan kau sebut suamimu Tina .. aku suamimu malam ini … akan kutanam benihku pada dirimu Tina ..”

“Lakukan Han … lakukan ..” ujarnya dengan penuh harap dan senyuman penuh arti

Kujilitai vagina itu … Tina mengerang

“Oh … Han …ah …ah …. Uh … enak ..” erangnya penuh rintihan .. tangannya meremas seprei ranjang menahan sensasi jilatanku pada vaginanya yang semakin becek itu….

Kujilati dan kukuak lubang sorganya yang rimbun rambutnya, tak lebih dari lima menit pertanda Tina akan orgasme … “

“Oh .. Han … aku mau sampai … terus …. Teruss …..”

Kulakuan jilatan terus, kelentitnya yang sebijinya kacang itu aku jilatin dan sesekali kusentil dengan lidahku … Tina menjerit jerit ..

“Jangan keras keras Tina…”

“Biar … nggak ada yang dengar kok .. terus Han …”

Tak lama kemudian Tina melenguh dengan keras, dari lubang itu keluar cairan menyeprot dengan dasyat dan membasahi ranjang serta mengena mukaku …… tubuhnya berkelonjotan menahan orgasme yang tak tertahankan ….. Tina terengah engah menahan nafasnya.

“Terima kasih .. Han …. Beri aku sitirahat sebentar ya“

Kubiarkan dia untuk memulihkan stamina, namun belum lima menit aku merasa gatal, ingin kusodoki wanita ini dengan penisku dan merasakan pejuku..

Kuremas buah adanya dan mengulum puntingnya untuk mebangkitkan gairahnya. Pelan pelan Tina bangkit kembali nafsunya bahkan kian ganas dibanding sebelu orgasme pertama tadi.

“Han .. masukin ya .. keluarin di dalam … hamili aku … please “

Kukocok penisku ….. buset .. lubang segitu mana masuk … kucoba mengarahkan penisku .. terasa sangat sesak …. Hanya masuk mili demi mili ..

“Han .. punyamu terlalu besar … nggak bisa masuk kalo begitu …. “ ujarnya penuh nafsu dan genit

“Dhuh .. betapa genitnya kau Tina …. Aku sungguh berbahagia bisa menikmati tubuhmu Tina, menikmati kesintalan tubuhmu”

“Aku diatas saja Han .. kau duduk ..” ujarnya sambil berpegang pada tanganku

Tina bangun dari posisi tidur kemudian merangkul pundakku dan mengarahkan lubangnya pas penisku …

“pelana pelan ya Han … “

Tina berjongkok kemudian memegang penisku

“Penismu benar-benar keras Han …”

“Vaginamu juga sempit … aku suka ..”

Tina tertawa ketika aku bicara jorok.

“kamu jorok juga kalo lagi begini “

“kau juga jorok Tina … “

“Masak ?’

“Coba bilang : aku suka penismu”

“Ah .. jahil juga kau .. tapi aku memang suka sama kontolmu Han”

Aku tertawa keras tapi Tina membekap mulutku dengan ciuman dashyat di bibirku dan aku membalasnya tak kalah bernafsu. Kuremas buah dadanya yang menggelantung padat dan keras.

Pelan-pelan Tina menekan kebawah dan memasukan penisku ke luang sorgawinya. Mili demi mili, penisku masuk .. dengan menhanan perih dan meringis Tina sesekali melumat bibirku.

“Dorong Han …. Dorang tapi pelan …”

Aku menurutinya ..

“Tak kusangka .. wanita seseksi ini dilupakan oleh ..” Tina menutup mulutnku dengan bibirnya

“Jangan kau sebut dia lagi .. aku malam ini istrimu Han …”

Dengan sekali sentakan .. amblaslah penisku ke dalam vagina Tina Talisan. Pekikan keras bersamaan kami keluarkan ..

“Auuuuuuuhhhhhhhh …” pekikku keras. Remasan dinding vaginanya pada penisku serasa mengurut urut dan terasa sangat panas.

Aku kembali melumat bibir Tina kemudian tangaku meremas buah dadanya yang menggelantung di depanku

“Kita genjot bareng ya Han ..

Kami berpacu dengan posisi seperti itu .. memang ini posisi keinginanku sejak awal ingin menyebutubhi Tina Talisa

Kami lalu salaing memompa, tanganku aktif meremas buah dadanya yang membusung padat, Tina bergoyang dipangkuanku … kakinya kemudian menyilang dipinggangku .. jepitannya pada vagina cukup kuat sekali, penisku serasa diremas-remas dengan keras

“Tina … vagina keras banget meremas penisku .. aku bisa nggak tahan nih”

“Awas kau Han kalo keluar duluan .. “ujarnya sambil mencari bibirku..

Kami saling memacu penuh berahi dengan bercucuruan keringat .. menit dengan menit kami saling memompa. Lebih dari lima menit kami saling memadu cinta penuh hsarat.

Tina seakan mempercepat gejotan dan aku meladeninya

“Han .. aku kayaknya .. mau sampai ..” uajnya dengan terengah-engah …

“Genjot terus Tina, sayang ..”

“Ya sayang … “

Tina mempercepat genjotannya …tak lama keudian dia melneguh sangat keras .. tubuhnya melengkung dan buah dadanya sungguh membusung sangat padat .. kuremas buah dadanya untuk memberikan sensai orgasme agar lebih optimal .. penisku juga aktif menyodok keras,

“Han …. Akkkkkkkkkkuuuuuu… sammmmpaaaaai……..auuuuuuuuuuuu”

Semprotan air maninya benar-benar dashyat membasahi penisku jepitannya yang semakin meremukan penisku .. siraman yang menyejukan … namun aku masih bisa mengontrol orgasmeku agar tidak keluar duluan.

Tina lemas dalam pelukanku ketika mencapai puncaknya, tubuhnya lunglai dalam pelukanku, nafas kami terengah-engah.

Kubiarkan Tina Talisa menikmati orgasmenya. Lalu kuangkat tubuhnya dan kutidurkan tanpa melepaskan penisku pada lubang kenikmatannya yang menjepit keras penisku. Penisku serasa dijepit sambil diremas-remas. Aneh memang .. wanita secantik dan semontok Tina Talisa suaminya malah meninggalkannya hanya demi sebuah pekerjaan, dinikmati saban hari pastilah lebih nikmat.

Kutindih wanita itu, kini Tina dibawah tubuhku, kedua kakinya menjepit pinggangku walau tidak keras karena masih terpengaruh orgasmenya.

“Han … enak banget … ntar kita lanjutin ya … keluarkan manimu dalam vaginaku ..”

“Kau jorok banget Tina “ timpalku sambil tersenyum.

Tina tertawa.

“Han … andai bisa tiap hari begini enak ya ..”

“Aku mau kok tiap hari menyetubuhimu …. “

“Andai bisa Han … “ ujarnya penuh harap

“Akan kita atur Teh .. tapi kau janji memegang rahasia kita Tina ..”

Aku mulai bergerak menarik pantatku dan mendorongnya pelan, Tina merintih rintih

“Oh … enaknya penismu Han .. terus ..”

Ku sodok lubangnya dengan penisku dengan keepatan sedikit cepat dan mulutnya mencari bibirku dan kulumat dengan penuh nafsu, tangan Tina memelukku dan mengelus elus pungungku.

Tanganku tak tinggal diam meremas buah dadanya sambil aku terus menyodok dengan tusukan bervariasi membuat Tina semakin menggelinjang bak cacing kepanasan, tubuh kami kembali bercucuran dengan penuh keringat. Pergumulan kami berpacu dengan waktu dan hujan dengan deras, erangan kami bersahutan ketika sodokanku mencapai terdalam lubang kenikmatan Tina Talisa. Jepitan kakinya dipererat menambah sesaknya penisku dalam lubangnya.

“Tina …sayang ..”

“Ya .. sayang …”

“Goyanganmu enak sekali Tina ..”

Tina malah menarik kepalaku dan kami kembali saling melumat adu bibir, bokongku tetap bekerja menyodok nyodok.

“Han .. aku nggak tahan nih … kau memang hebat Han .. terus Han … terus “

Aku memacu tubuhku menyetubuhi presenter ini, kupercepat sodokanku dan Tina semakin menjerit tak karuan.

“ Han .. aku … aku ….ah .. oh enaknya ..” ucapnya meracau.

Aku merasa ada yang mendesak dari atas penisku, tampaknya aku akan keluar juga, kupercepatnya, buah dada Tina Talisa bergerak turun naik mengikuti irama sodoku.

“Oh … Tina .. presenterku .. aku juga mau keluar “

“ Kita keluar sama sama sayang ..”

Kami mempercepatkan reaksi kami, tak lebih dari lima menit jebolah tanggul Tina memuncratkan air kewanitaannya disusul semprotan maniku.

“oohhhhhhhh ………… Tinaku ……. Aku keluar…”

“Uhhhhhhhh … aku jugaaaaa….. Han …….” Ujarnya melemas

Crattttttt……cratttttttt ….cratt……. beberapa kali aku menembakan peju ke rahim Tina Talisa.

Kami lemas mencapi orgasme. Tubuh kami masih saling memeluk dan aku menindihnya.

Kami terdiam cukup lama setelah bercinta sejak mulai pukul 8 malam. Jam masih menunjukan pukul 10 malam, jadi masih banyak waktu yang akan kami habiskan malam itu memadu cinta dan birahi

Tina mendorong tubuhku dan bangkit dari ranjang kemudian berdiri dan keluar dari kamar dengan memakai selimut.

Aku hanya diam termangu dan menyangka bisa menyetubuhi wanita secantik Tina Talisa. Ternyata wanita itu hyperseks juga hanya saja salah mendapatkan suami, ketika ditinggal pergi pastilah dirinya merasa kesepian.

Aku bangkit dari ranjang dan menacri Tina, ternyata Tina ke dapur dan hendak membuat minuman untuk kami berdua, aku yang berada di belakang langsung saja memeluknya dan tanganku menuju ke dadanya dan meremasnya

“Kau tak tahan juga akan buah dadaku ya Han ..”

“Aku suka buah dadamu Tina … “

Tanganku meremas dan memilin kedua puitngnya dan memberikan ciuman lewat belakang kepalanya. Kutarik seimutnya agar lepas. Tubuh polos, putih mulus dan penisku terjepit di belahan selakangannya menambah sensasiku.

Aku ingin menyetubuhi di meja dapur.

“Kita ke kamar sayang .. kita puaskan sampai pagi sampai kita kelelahan”

“Aku ingin menyetubuhi dirimu di sini sayang ..” bujukku penuh nafsu

Kudorong Tina agar membungkuk, kuangkat satu kakinya ke meja

“Han … kau mau aku apakan .. ah … kau memang banyak variasi “

Aku berjongkok kemudian langsung menjilati vagina Tina Talisa. Aku bermain disitu sampai bener-bener basah lubang kenikmatan Tina Talisa dan agar merekah biar aku bisa menyodokan penisku dalam dalam. Kuremas bokongnya yang semlohei itu, sungguh sintal sekali wanita ini. Sayang kalo hanya dilewatkan sekali.

Aku lalu berdiri dan membasahi penisku dengan ludahku lalu kutusukan dari belakang.

Blessss…

“Auh ……… pelan pelan, sayang “ rintih Tina menerima sodokanku

“Enak khan … “

Lalu aku menyodokan bokongku, setiap sodokan kusertai dengan remasan pada buah dadanya yang bergoyang seirama dengan goyangan tubuh kami. Menit demi menit sodoakanku kian cepat. Tanganku bergerilya kemana mana, sedang Tina merintih rintih

“Ampun Han .. ampun sayang .. aku nggak kuat …”

“Tahan .. Tina … aku juga mau keluar bareng lagi …”

amKami memacu dengan penuh nafsu, tubuh mengkilap Tina Talisa berpadu dengan temeram lampu dapur membuat semakin indah persetubuhan kami.

“Oh .. nikmatnya tubuh cewek ini walau sudah nggak perawan ..” batinku berteriak

Kusodok dari belakang tubuh Tina dan suara derik meja bergeser menambah enaknya menyetubuhinya.

Lama lama aku mempercepat sodokannku, tusukan dari belakang itu membuat aku cepat keluar. Terbukti aku semakin nggak tahan menyemprotkan maniku ke lubangnya

“Ayo Han .. aku nggak tahan … “

Kami saling memacu dengan penuh birahi, remasan pagutan dan elusan semakin membuat amalam itu semakin indah.

Akhirnya kami keluar bersama sama dan tubuh Tina lemas terkulai di meja, sedang penisku memuncratkan isinya ke dalam rahimnya

“Han .. terima kasih ya …

“Sama sama .. sayang ..” ujarku memberi kecupan pada dahinya. Setelah merasa kuat, kupondong wanita itu dalam tanganku.

“Kita lanjutkan di kamar lagi sayang .. “ kataku sambil melumat bibirnya

“Baiklah sayang .. kayaknya aku dah nggak kuat lagi sau ronde sayang .. walau kau keluar tapi masih sanggup untuk bermain”

Kami malam itu saling memacu birahi, tubuh kami lemas setiap kali mencapai orgasme, kami bercinta sampai jam 3 dinihari, ketika aku sudah tidak kuat lagi, sedang Tina lemas tak berdaya menindih tubuhku. Berbagai gaya kami lakukan malam itu.

Aku bangun ketika matahari menerpa kepalaku. Kubuka mataku dan kulihat Tina sudah rapi

“Mau kemana Teh .. ?’

“Aku ke kantor dulu .. kamu mandi sana ya .. aku tunggu… ntar siang kita lanjutin ya ..”

“Teh .. kau cantik sekali ..”

“Kau ganteng juga, sayang ..”

Tina memberikan aku kecupan manis di bibirku, namun tangannya meremas penisku yang tertutup selimut.

Tina berdiri … namun tanganku nakal meremas bokongnya. Tina malah tersenyum.

“Semua dah aku siapkan ya .. makan tinggal ambil .. yang penting cepat mandi dan makan dan kita pergi “

Kisah hubunganku dengan presenter cantik ini berlanjut, kami melakukan percintaan di Villa milik Tina Talisa di pinggiran kota Jakarta, percintaan kami berakhir pada sore hari karena malamnya Tina harus ke kantor.

Aku datang ke villa itu sekitar jam satu siang disambut oleh Tina sendiri yang membuka pintu gerbang dan menyuruh langsung ke garasi, aku memarkir mobilku langsung masuk garasi, keluar dari mobil aku langsung disambut dengan pelukan dan ciuman bibir.

“Han ..sayang”

“Tina .. sayangku ..”

Tina memakai daster, keseksian dan kemontokan tubuhnya tercetak jelas di dasternya yang tipis tanpa menggunakan BH karena putting susunya tercetak pada daster.

“Kau nggak make BH ya Tin .. “ ujarku

“Biar kau terangsang … “

“Kau nakal juga Tina …”

“Kau juga .. “ ujarnya balas sambil meremas penisku yang sudah ngaceng sejak berangkat dari kantor Alfan.

Aku dibawanya ke ruang tamu, kutarik tali dasternya dan dada Tina Talisa terbuka, buah dadanya yang montok membuatku gemas meremas-remasnya.

“Sabar sayang …..”

Tak sampai di situ, ternyata Tina tidak memakai celana dalam, rambut di kemaluannya terlihat jelas dan tanganku pun meraba kemaluan Tina Talisa.

“Aku nggak tahan melihat kemontokan tubuhmu Tina … “ ujarku semakin berani meremas bokongnya yang seksi.

Tina tertawa keras dan semakin genit.

“Kita ada waktu sampai jam 6 sore .. sayang … “

Aku disuruh duduk di sofa dan Tina duduk di pangkuanku, duduknya sungguh membuat penisku tersiksa karena tertindih bokongnya.

“Auhhhhh … “

“Kenapa sayang ?” tanyanya manja

“Adiku kau jepit dengan bokongmu … sakit rasanya …”

Tina tertawa merdu

“Biar … penismu nakal banget ..” ujarku genis sambil melumat bibirku penuh nafsu. Aku meladeni permainan bibirnya. Tina membuka kancing kancing bajuku. Lalu membuka bajuku dan melepaskannya.

Kubuka dasternya agar bagian tubuhnya terlihat lebih jelas. Lalu aku bermain dengan putting susunya yang sudah mencuat karena terangsang gairah nafsu.

“cruuuup …” …

Aku bermain di puting buah dada Tina Talisa, sedang tangan satuku meremasi buah dada sebelah kirinya, Tina memberikan sensasi dengan meremas-remas kepalaku

“Oh … enaknya … terus … sayang .. terus ….” Ujarnya sambil mendesis tak karuan, kuputar tubuhnya dan kutindih di sofa sambil melumat bibirnya. Sungguh hiperseks juga wanita ini.

Kutarik dasternya dan kubuang ke lantai.

“Tidak ke kamar sayang … ?”tanyanya sambil membuka resluiting celanaku dan menarik celana panjangku.

“Jangan dulu … aku ingin bermain denganmu di sini, sayang ..”

Aku berdiri dan kubuang celana panjangku dan kini aku hanya menggunakan celana dalam saja, belum sempat membuang celana panjangku Tina langsung menarik celana dalamku dan penisku mengacung keras keatas.

“Kau benar-benar jahil Tina ..”

“Ketularan kamu ..” ujarnya sambil memegang penisku dan dikocoknya.

Aku dalam posisi berdiri dan Tina duduk, penisku langsung saja dijilati dengan bibir seksi Tina Talisa.

“Crooop “

“Au … enak Tina … “ujarku sambil meremas buah dadanya. Kutarik kepalanya agar melepaskan kuluman pada penisku dan aku kembali duduk di depan Tina Talisa.

Begitu aku duduk penisku pun kembali langsung dikulum lagi oleh Tina Talisa. Aku kembali mendesis tak karuan atas kuluman penisku di mulut Tina Talisa. Tanganku menggerayangi buah dadanya dan meremas-remasnya. Erangan Tina Talisa bercampur mengulum penisku hanya menimbul suara yang semakin membuatku bernafsu untuk semakin menggumuli istri kesepian ini, kuelus elus punggung yang mulus dan sesekali kuremas bokongnya.

“Sudah .. sayang .. gantian aku mengerjaimu .. lama-lama aku bisa muncrat lho “

Tina menghentikan kuluman pada penisku dan kembali melumat bibirku. Kami bermain bibir sampai sepuas-puasnya, kutindih tubuh itu disofa. Kepalaku turun dari bibir menuju buah dadanya, menjilati perutnya dan turun ke selakangannnya. Vaginanya yang sudah becek membuatku semakin bernafsu untuk mengerjainya.

Tina mendesis dasyat ketika aku mulai menjilati dan sesekali memasukan lidahku ke dalam lubang sorgawinya.

“Oh … sayang ….. lakukan … oh … nikmatnya lidahmu … terus “

Aku menjilati dan mengerjainya kubangnya, aku bermain disitu dengan tanganku meremas-remas kedua buah dadanya, sedang Tina meremasi kepalaku, kedua kakinya mengangkang. Bongkahan paha seksi putih mulus itu mulai menjepit kepalaku.

“Terus sayang .. terus … enak …”

Kelentitnya aku jilat jilat dan sesekali kusedot

“Auuuuuuuuuuuuuuuu …. Aku … sayang ….. ah..”

Tina menggelinjang bak cacing kepanasan, kepalanya berputar kanan kiri, matanya merem melek hanya terlihat memutih menahan sensasi kenikmatan jilatan lidahku pada vaginanya.

Teriakannya yang keras membuatku bernafsu agar dia mengalami orgasme duluan, tak ayal, tak lama lagi Tina semakin keras mendesis dan melenguh. Lolongan dari mulutnya meluncur deras ketika mencapai puncak orgasme.

“Aku … nggak tahan .. sayang …. “ ujarnya lemas ketika memuncratkan air maninya dan membasahi sofa itu., kubiarkan dia menikmati orgasmenya sambil sesekali aku meremas buah dadanya dan sesekali mengulumnya.

“Beri aku istirahat sebentar saya … “

Ku elus pahanya yang mulus dan berisi itu untuk memberikan rangsangan. Kubuka kedua kakinya dan aku maju untuk memasukan pensiku.

“Pelan-pelan sayang …”

Penisku kumasukan ke dalam lubangnya dan Tina membantu penisku memasukan,

“Tarik lagi sayang … punyamu terlalu gede ..” ujarnya genit

“Sialan kau Tina ..”

“Ayo dorong lagi” aku mendorong penisku dan mulai masuk mili demi mili dan aku menarik pelan dan kembali mendorong ke depan dan pelan pelan aku mengulagi, setelah dirasa masuk aku langsung menyodoknya keras agar amblas ke dalam lubang memek Tina Talisa

Jeritan kecil kami bersamaan ketika penisku amblas ke dalam lubangnya, jepitan pada penisku mengurut-urut dan membuatku penisku semakin panas.

“Enak ya sayang ..?” tanyanya sambil memandang sayu kepadaku

“Enak sekali Tina .. “ujarku sambil memegang kepalanya dan aku kembali melumat bibirnya

“Sodokin aku ….sayang ..”

Aku langsung melakukan perintahnya, kusodok wanita itu dengan penuh semangat dengan intonasi 1:5, kutindih wanita itu di sofa, kugenjot Tina Talisa, presenter dambaanku. Persenter yang alim di depan tv namun sangat liar urusan ranjang dan haus akan seks.

Kami memacu tubuh kami siang itu, hawa ac yang dingin tidak kami perdulikan, cucuran keringat membasahi kami, Tina menekan bokongku dan membantu sodokanku

Tubuhnya yang seksi penuh keringat itu membuatku bernafsu untuk semakin menuntaskan klimaks

“Aku mau keluar ..sayang … Oh … betapa kuatnya kamu ..”

Kupacu tubuhku lebih cepat, tubuh Tina Talisa bergoyang tak karuwan, kepalanya bersandar pada sandaran tangan sofa panjang itu, kupacu terus tubuhnya dengan sodokan yang lebih keras

“Oh ……….. aahhhhhhhhhhh ….. aku keluar …………” desis Tina penuh nafsu. Tubuh Tina Talisan langsung melemas ketika mendapatkan orgasme, kuremas buah dadanya untuk menambah sensasi orgasmenya, Tina terkapar dengan aku menindihnya. Kuhentikan sodokanku ketika Tina lemas tak bertulang.

“Gila kau Han … kau membuat aku ketagihan “

“ Hmmm ..”

“Berapa wanita yang pernah kau tiduri Han ..”

“Baru 3 ..sayang ..”

“Siapa …?”

“Ya .. sama saja … sebayamu yang sudah menikah Tina… “

“Kau nakal juga mengganggu istri orang ..”

“Kau senang kuganggu Tina ?” pancingku nakal

“Aku nggak merasa diganggu sayang .. justru malah dipuasi dahagaku ..” ujarnya genit

Aku tertawa keras

“Sekarang kita teruskan ya … aku ingin kau keluar ya .. “ ujarnya sambil memelukku dan mendorongku bersandar pada sandaran sofa tanpa melepaskan penisku dari memeknya. Tina Talisa langsung menggoyang pantatnya diatasku. Goyangan erotis Tina kusambut dengan mengoyang pula, bunyi kecipak kedua alat kelamin itu membuatku ingin menyelesaikan ronde ini dan memuncratkan air maniku ke dalam lubangnya dan menghamilinya

“Semoga kau hamil Tina ..”

“Ya sayang … semoga anak kita seganteng kamu … “

Aku saling memeluk dan memacu dengan penuh gairah dan nafsu, goyangan naik turun tubuh seksi Tina Talisa di atas tubuhku semakin bergairah. Lama kami saling memacu.

Aku seakan merasakan desakan akan keluar, kupercepat sodokanku

“Kau mau keluar ya sayang ..”

“Iya … “

“Kita keluar bareng sayang .. aku juga nggak tahan ..”

Tina Talisa semakin mempercepat goyangannya. Kuremas buah dadanya dan kulumat bibirnya penuh nafsu ..

“Terus sayang .. terus ..”

Tak lama kemudian akupun mau keluar

“Iya ..sayang .. aku juga keeeluar…”

Tubuh Tina melengkung dan kuremas dengan gemas buah dadanya, penisku menembakkan maniku ke rahimnya dan saat itu Tina Talisa memuncratkan lahar asmaranya.

“Ahhhhh … nikmat sayang …” ujarnya ditengah orgasmenya

Penisku menghujam kedalam vaginanya, Tina memelukku erat kemudian melemas.

“Banyak juga manimu …sayang …. Semoga laki laki ..”

Kami terdiam lama saling memeluk di sofa.

Penisku sudah melemah menuntaskan isinya dan lepas dari vagina Tina.

Tina duduk di sampingku dan kupeluk dan kucium kepalanya.

“Apakah suamimu tak curiga Tina “

“Kau tak usah mikir dia sayang … yang penting kita rahasiakan saja ..”

“Aku boleh khan kapan kapan minta lagi ..”

Tina Talisa memandangku sayu ..

“Mana mau aku melepaskanmu …. Kau lelaki yang memuaskan aku ..sayang … jika waktu mengijinkan kita akan bercinta lagi … namun malam ini kita ndak bisa sayang ..”

“Kenapa ?”

“Suamiku pulang malam ini dan menjemputku di stasiun ..”

“Tina .. “

“Ya sayang ..”

“Aku jatuh cinta padamu … aku mengagumimu ..”

“Terima kasih kau mengatakannya sayang … “

“Sayang kau sudah milik orang lain ..”

Tina menutup bibirku dengan jari telunjuknya

“Tak usah kau katakan itu sayang … yang penting kau puas khan … terima kasih karena kau menyelamatkan aku .. dan kau berhak layak mendapatkan tubuhku … dan dalam hati kecilku aku juga ingin melakukan ini .. “

“ Kau mau berjanji Han ..”

“Soal apa Tina ..”

“Jangan kau bocorkan hubungan kita “

“Mana mungkin aku membocorkan Tina … aku sayang padamu ..”

Tina memeluku erat dan mencium keningku.

“Aku tertarik padamu sejak kau di lain tivi Tina .. aku suka kemolekan tubuhmu … kecantikanmu, kecerdasanmu … “

Kami melanjutkan percintaan kami di kamar villa itu, berbagai gaya kami lakukan sambil menonton film biru yang vulgar. Erangan demi erangan memenuhi kamar villa itu, kami mereguk kenikmatan sampai sore hari. Aku sendiri terbangun ketika hari sudah menggelap dan kudapatkan diriku hanya sendirian di kamar denga bertelanjang bulat. Ku dapatkan secarik kertas di meja samping ranjang. Tina berpesan tidak usah menunggunya karena tidak balik ke Villa dan kunci villa agar aku membawanya karena Tina mempunyai duplikatnya. Dibawah pesan itu ada cap bibir Tina dari lipstik.

Aku bangun dan menuju kamar mandi membersihkan diriku, ranjang telah berantakan dan bercak air mani kami membasahi seprei. Kami bermain sangat nikmat sore itu, Tina telah mereguk kepuasan berkali kali atasku. Dan aku pun cukup senang bisa menikmati tubuh molek Tina Talisa yang merupakan dambaan banyak lelaki.

Setelah mandi aku menuju dapur dan sudah disediakan makana n di dalam kulkas.

Ku sms dia mengucapkan terima kasih mau bercinta dengan diriku.

“sama-sama sayang … “ balasnya singkat

Aku pulang kerumah ketika jam sudah menunjukan pukul sembilan malam. Kuhempaskan tubuhku disofa. Kusetel tivi untuk menghibur badanku. TV one tidak ada Tina Talisa malam ini. Hmmm .. wajah cantik dan seksi itu akan selalu kunikmati.

Aku lalu membuka laptopku dan mengecek pembayaran jasa dari Alfan, namun aku terkejut karena aku mengecek saldo lebih banyak dari perjanjian dengan alfan. Kutelepon Alfan, Alfan menjawab bahwa memang sesuai kontrak kemaren. Aku hanya diam ketika Alfan menrengkan

“Jadi siapa yang transfer 5 jta ini ..”pikirku heran.

Belum selesai rasa heranku hapeku berbunyi, ternyata dari Tina Talisa

“Haloo sayang … “sapaku ramah

“Malam ganteng …”

“Malam juga cantik …” balasku tak kalah mesra

“Kau sudah cek rekening ?”

“Sialan .. kau yang transfer Tina ..”

“Anggap saja itu pemberianku ..sayang …”

“Akan kukirim balik ke rekeningmu Tina ..”

“jangan ..sayang … anggap itu pemberianku … tanpa diirimu mungkin aku sudah tak ada .. please … aku tidak membelimu ..sayang .. aku bukan tante girang .. “ ujarnya tak kalah ketus.

“Bukan uang yang kumau dirimu Tina … “ujarku tak kalah ketus

“Kalo itu .. kita akhiri saja yak kalo kau nggak mau terima…” ujarnya tak kalah galak

“Jangan begitu donk …”

“Han … aku puas akan dirimu … aku tak tahu bagaimana mengucapkan terima kasih padamu atas pertolonganmu … lagian kau juga memuaskan hasratku yang terpendam .. jika berkeinginan melanjutkan hubungan kita .. terima saja uang itu dan gunakan bermanfaat ..”

Aku hanya diam ….

“Han .. “ Aku tak menjawab

“Halo .. halo ..”

“Ya Tina .. “ujarku pelan

“Kutunggu kau besok sabtu di villa yak .. “

“Kamu dimana sayang ..”

“Ini hendak mau pulang . diparkiran kantor menunggu suamiku ..”

“Okey .. jaga dirimu baik baik baik Tina ..cup cup cup …”

“Sama sama sayang .. jaga dirimu … aku suka penismu … “ ujarnya genit dan pelan

“Aku juga suka buah dadamu Tina … “

Tidur adalah keinginanku pagi itu sesampai di rumah, kupuaskan tidurku dengan nyenyak, bahkan aku sampai terbangun pukul 3 sore. Badanku rasanya segar sekali. Ku minum vitamin dan makanan bergizi sore itu untuk memulihkan stamina, biar persiapan menghadapi pertempuran dengan Tina Talisa. Letih juga memuasi Tamara Bleszinsky. Tapi aku puas juga … tapi rasanya aku kurang pede dengan acara bercinta dengan Tina Talisa nanti malam. Ku paksa diriku berolah raga ringan sore ini, hanya sejam saja. Badanku kembali segar.. pulang ke rumah aku mengerjakan beberapa pekerjaan ringan, pikirannya hanya pada kedua wanita itu. Edan ! mana bisa kerja ! Uang sih nggak jadi pikiran, aku jika perlu minta Tamara Bleszinsky atau Tina Talisa pasti dikasih, tapi aku tak mau.
Jam sudah mendekati jam 10 malam saat aku memberesi latopku dan kumasukan ke dalam tas lalu aku bergegas keluar Jakarta, aku sampai di sana sekitar setengah dua belas, dan aku sungguh terkejut ternyata Tina Talisa sudah berada di sana. Kupeluk wanita itu dan kucium bibirnya.
“Kangen ya … “
“Iyalah … masak nggak kangen … “ kataku sambil mendorong dia jatuh ke sofa dan menindihnya
“Sabar deh .. sabar .. “
“Mana bisa sabar melihat kemontokan tubuhmu Tina … “
Tina Talisa tertawa.
“Aku serasa nggak tahan menunggu hari sabtu … bener bener letoy tuh suamiku … bosan aku main dengannya … “
Kami saling berciuman mesra di sofa itu, pagutan dan ciuman membuat kami larut dalam birahi. Kontolku seakan mau menjebol celanaku karena sesak saking ngacengnya. Sedang Tina Talisa sudah kelihatan basah pada celana panjangnya.
“Kau ngompol ya Tina .. “
“Nggak tahan deh aku kau kerjai … “
Kubuka kaosnya dan kelihatan BHnya yang indah beserta isinya yang tak muat dalam BHnya, kubuka tali BHnya dan kubuang lalu ku kulum putingnya kuremasi buah dada sebelah kiri. Tina Talisa mendesah dan meremas-remas kepalaku, tangan satunya turun kebawah dan meremas penisku.
Puas aku mengerjai buah dadanya, kutarik celana panjangnya, Tina membuka kaosku dan membuangnya ke meja. Aku berdiri dan langsung membuka celanaku beserta celana dalamnya. Tina Talisa berbinar melihat penisku yang siap mengoyak oyak vagina
“Punyamu makin besar saja sayang .. “ ujarnya sambil menyentil penisku dengan gemas
“Auhhhhhhhh .. sakit tahu .. “
“Biarin … “balasnya tak kalah galak
Kutarik celana dalam Tina Talisa, jembutnya sungguh enak dipandang
“Jangan kau cukur jembutmu Tina .. aku suka .. “
“Bicaramu jorok .. “ujarnya dengan genit
Tina meremas penisku dan menarik tanganku agar aku duduk, kami sudah bertelanjang semua. Tina langsung mencium penisku dan mulai menjilatinya. Aku hanya melenguh dan sesekali meremas buah dadanya. Ku putar tubuhnya di sofa agar menjadi gaya 69. Kami saling mengerjai alat kelamin berlawanan. Tina Talisa sangat rakus menelan penisku yang besar, demikian pula aku juga mengerjai vaginanya. Kami berhenti ketika Tina Talisa tak tahan dan memuncratkan cairan kewanitaannya.
“Gila .. aku ketagihan akan dirimu Han … “
Aku hanya tersenyum dan kuangkat Tina Talisa dan agar posisi menungging dengan berpegangan pada sofa. Dari belakang aku mencoba memasukan penisku.
“Han .. aku nggak tahan kalo make gaya doggy stil deh .. “
“Coba saja dah .. yang penting enak .. “
Aku memasukan penisku dari belakang, kuremas buah dadanya yang bergelantungan indah. Gila .. buah dadanya benar benar indah dipandang dan diremas.
Penisku masuk dan menghujam ke dalam, jepitannya sungguh membuatku merem melek, kuremasi bokongnya, lalu aku mulai menyodoknya, sodokannya membuat Tina Talisa semakin bergoyang, buah dadanya ikut bergoyang seirama sodokannku
“Auh .. enak sayang .. terus .. terus .. “
Aku memacu tubuh Tina Talisa, Tina Talisa menjerit tak karuan akan sodokanku
“Sodok yang keras sayang … buat aku KO .. “
Kami saling memacu, tubuh Tina Talisa semakin mengkilap berkeringat, tubuhnya yang kusodok dari belakang semakin bernafsu untu menuntaskan ronde pertama.
“Sayang .. aku mau keluar … ayo .. terus .. “
Tak lama kemudina Tina Talisa menjeit tanda orgasme
“Sayyy… aku …. Keluar … “
Cairannya membasahi penisku dan keluar dari sela sela sodokanku, kupercepat sodokan ku dan meremas remas buah dadanya yang bergelantungan. Tina melemas dan penisku lepas dari sarang dan jatuh terkurap di sofa.
“Terima kasih Han … sayang .. “
Kubiarkan Tina Talisa menikmati orgasmenya. Dah 2 kali Tina Talisa mengalami orgasme.
Kubawa wanita itu ke kamar dan kubiarkan Tina Talisa istirahat. Kugumuli wanita kesepian ini diranjang, Tina Talisa semakin liar ketika aku dengan gemas menindihnya. Tina Talisa duduk dipangkuanku dan penisku sudah menancap dengan nikmat.
“Sayang … kau harus keluar … kita teruskan .. “
Kami saling memacu dan memeluk dengan erat, erangan demi erangan memenuhi kamar itu. Villa yang yang menjadi saksi di mana aku menghamili w anita ini.
Aku merasa ada desakan dari atas penisku dan benar saja .. aku menumpahkan isi penisku ke rahimnya dan semprotannya sangat dirasakan Tina Talisa
“Gila .sayang . oh penismu benar benar nikmat .. Oh .. hamili aku sayang .. hamili aku … “
Aku orgasme Tina Talisa pun juga mengalami hal sama sehingga kami sangat lemas dan tidur saling memeluk.
Kami malam itu menghabiskan waktu dengan mengumbar hubungan seksual dengan dashyat, kami melakukan berbagai gaya, ditambah makanan sate dan minuman keras agar birahi kami tetap terjaga.
Kami saling memacu, memilin , meremas dan memeluk, penisku sering dikulum Tina Talisa, dan air maniku ditelan bulat bulan dan bilang enak. Demikian pula aku, cairan kewanitaannya aku telan ke dalam mulutku dan itu membuat Tina Talisa semakin senang
“Sayang … andai kau suamiku .. “
“Sudahlah Tina … jika kita ada waktu kau boleh minta kapan saja … “
Kutindih Tina Talisa, tubuhnya lemas tak terkapar malam itu ketika jam sudah menunjukan pukul 4 dinihari. Kami sangat lemas saat kami bangun pagi hari, aku hanya tiduran, aku terbangun karena yang kupeluk hanya guling.
Aku keluar kamar dengan telanjang, ku lihat Tina Talisa duduk di sofa dengan telanjang namun sudah bersih dan cantik tidak acak-acakan
“Mandi dulu sayang .. habis mandi kau boleh menggumuli aku .. “ ujarnya genis sambil meremas buah dadanya sendiri.
Aku bergegas ke kamar mandi, kusiram tubuhku dan kusabuni, namun karena terangsang hebat aku langsung ke ruang tengah tanpa mengelap tubuhku dengan handuk, langsung saja kuterkam Tina Talisa, kugumuli dirinya
“Kau mandi tergesa-gesa nggak tahan ya .. “
Aku tak berkata apa apa . kuremas remas buah dadanya yang membusung itu, putingnya mulai mengeras seiring rangsanganku
“Kau bener-benar seperti hewan kelaparan Han .. “
“Aku tak tahan Tina .. “
Tina meremasi kepalaku dan mencium bibirku.
“Kita akan bercinta seharian sayang … siang ini sampai selama di sini kita tak perlu keluar rumah dan tak boleh memakai pakaian .. biar kalo pengin ngesek langsung saja .. “
Kuarahkan penisku pada lubang vagina Tina Talisa, aku tak sungkan memaksakan penisku masuk, ini membuat Tina Talisa menjambaki rambutku.
Aku mengocok vagina Tina Talisa keluar masuk di sofa, Tina begoyang goyang sangat erotis dan kami saling berteriak ketika kami mendapatkan orgasme di pagi hari itu.
Kami berhenti bercinta ketika kami sudah diburu lapar.
Kami makan dengan bertelanjang.
“Sayang …”
“Ya .. “
“Mainmu sangat enak .. maukah kau membaginya dengan wanita lain .. “
“Nggak mau .. “ujarku bohong
“Please .. “
“Kau cerita pada orang lain ya Tina .. sialan kau … “
“Dengar dulu,sayang .. jangan marah … “
“Aku memang cerita dengan temanku, tapi kami memang dah biasa kok saling merahasiakan … dia ingin sekali merasakan permainan seks .. “
“Siapa dia ?”
“Berjanjilah mau melayaninya,sayang … aku rela kok kau main dengannya .. “
“Baik …”
“Namanya Alice Norine .. “
“Well … “
“kasihan dia kesepian … takut mencari partnet seks .. kalo kau mau akan kuberikan alamat rumahnya .. “
“Tapi aku tetap suka kau Tina … jarang jarang aku meilhat Alice Norine, kalo dirimu mah sering “
“Baiklah .. yuk kita lanjutkan “
Kami bercinta di semua tempat di dalam villa itu. Di ruang tamu, ruang tengah diddapur, kamar mandi dan kamar tidur, seisi rumah villa itu berantakan.
Kami sangat kelelahan sore itu.
“Han .. aku kok merasa hamil …. Makasih ya .. “
“nggak salah Tina .. jangan benih suamimu .. “
“Nggak ah .. berapa kali suamiku menyemprotkan nggak hamil2 … letoy dia .. tapi aku yakin deh .. tapi aku ingin perempuan deh … “
“Aku manut saja … “
Aku diam sesaat dan melanjutkan
“Kau tak menyesal Tina jika aku yang menghamilimu .. “
“Aku senang ,sayang …. “
“Aku jadi kurang diperhatikan nanti .. “
“Nggak sayang .. yang penting kita tak main di rumahku … “
Kami sangat kecapekan dan tak mampu lagi melanjutkan kami tertidur dengan telanjang di karpet merah di ruang tengah. Kami masih ada permainan nanti malam.


@



1 comments - Skip ke Kotak Komentar

Anonymous said...
This comment has been removed by the author.

Post a Comment - Kembali ke Konten

Ngentot Tina Talisa